Kasus kejahatan kriminal yang pemberitaannya semakin hari semakin menjadi dan sering membuat geleng kepala, sebab dan motif nya pun juga beragam, ada yang di karena kan cemburu, mabuk atau stres, faktor ekonomi, dan lain lain.
Hukumannya juga bisa di katakan beragam dan hampir kurang dapat di terima oleh akal sehat. Tapi kenapa para tersangka kriminal mau melakukan aksi kejahatan seperti membunuh dan mencuri tanpa ada rasa iba atau pun kasihan?
Apa yang menyebabkan terjadinya kasus kejahatan khususnya pencurian, kecopetan atau sebagainya?.
sedikit cerita tentang kasus ini, bulan Ramadhan 2015 lalu saya mengalami hal tersebut, pelakunya adalah orang tak pernah saya kenal. Bermodus minta di carikan sebuah alamat rumah sakit, katanya ibunya sedang sakit dan harus segera di tebus, sementara dia adalah pendatang di kota ini, karena iba dan teringat orang tua di rumah ya sudah saya meng iyakan kemauannya, saya pikir bulan suci tak salah menolong orang yang kesulitan. Pertama tama dia meminjam telepon genggam saya untuk menghubungi keluarganya dan meminta saya untuk mencatat alamat yang dia sebutkan, setelah itu kami pergi ke alamat tersebut dan tas ransel yang saya bawa saat itu di tawarkan untuk di letakkan di depan jok motornya. di tengah perjalanan alamat yang saya pegang jatuh karena motor yang di kendarai rem mendadak karena lampu merah, saya turun untuk mengambil kertas itu, saat balik badan motor itu sudah menghilang bak om jin, ransel dan isinya semua raib dengan telepon genggam saya yang masih melekat antara telinga dan helm si tersangka.
kasus berikutnya, kemarin itu saya dan keluarga baru saja pindah rumah, karena jarak rumah lama dan baru hanya berjarak 50 meter setiap hari kami mencicil barang barang karena kebetulan saat itu keluarga saya membuka usaha warung makan. saat kali pertama buka, setiap pagi kami kedatangan tamu yang minum teh manis berseragam TNI, dengan sangat ramah dia langsung mengakrabkan diri dengan orang tua ku, setiap kali pulang dia selalu minta karet gelang katanya untuk kaus kaki yang sedikit longgar, jujur kami tak menaruh rasa curiga apapun, sampai sebulan berlalu saat itu dia izin kebelakang katanya mau ganti baju, karena kondisi saat itu sangat sibuk karena banyak tamu yang datang untuk makan kami pun tak memperhatikan apa yang dia lakukan. sampai saat sore sebelum maghrib kami baru tersadar kalau laptop saya dan abang tak lagi pada tempatnya.
Bicara soal kejahatan, teringat dengan kalimat "kejahatan terjadi bukan karena ada niat dari sang pelaku, tapi karena ada kesempatan" saya sih sebenarnya kurang setuju. Mereka tidak mungkin melakukan kejahatan atau pun mencuri kalau mereka hidup berkecukupan. dari kasus ini mungkin kita berfikir kalau mereka tertangkap melakukan pencurian mereka di hukum kurungan, setelah bebas menganggur lah, tidak ada melakukan apapun, karena tidak banyak perusahaan atau pun usaha rumahan yang mau menerima mantan napi.
apakah kurangnya lapangan pekerjaan, dan syarat khusus untuk mendapatkan pekerjaan menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya hal tersebut?
mungkin saja jawabannya "iya". karena kalau mereka memiliki penghasilan pasti tetap, atau mendapatkan wadah untuk menuangkan kreatifitas mereka sudah pasti tidak ada kegiatan lagi yang mereka lakukan selain menyibukkan diri dengan pekerjaan mereka. contohnya masyarakat yang lingkungan tempat tinggalnya kena gusur pemerintah beberapa waktu yang lalu seperti kampung doli atau kalijodo yang memilih untuk balik ke kampung masing masing, menetap tinggal di rumah susun, dan sebagian ada juga yang mau di ajak untuk membuat industri rumah tangga membuka usaha makanan atau katring seperti yang saya kutip di viva.co.id bahwa Ahok mengizinkan para mantan PSK dan Mucikari untuk kembali asal untuk membuka usaha yang halal dan mereka juga di bantu pendanaan untuk modal usaha mereka, sehingga daereh yang akan di buat daerah hijau tersebut juga akan menjadi lahan usaha mandiri untuk mereka.
nah dari tulisan ini sebenarnya saya bukan hanya mengajak kawan kawan hanya untuk sekedar membaca, tapi juga bertukar fikiran, bagai mana cara mengurangi kriminalitas kejahatan dan sebagainya. di Indonesia ini ada lebih dari 1500 Universitas yang memiliki program SDM. kalau saja setiap tahun dari setiap kampus ada lima mahasiswa yang mau menarik para mantan napi untuk menjadi SDM di industri rumahan sederhana saja, dengan pemasaran sehat dan pembagian yang transparan, maka ada berapa jumlah kasus kejahatan kriminal yang terjadi setiap tahun?!
Mari kita sebagai generasi yang hidup di zaman teknologi seperti ini harus bisa membantu dan mencari solusi untuk keamanan kita bersama. JANGAN LUPA BERSYUKUR.
*NR
Hukumannya juga bisa di katakan beragam dan hampir kurang dapat di terima oleh akal sehat. Tapi kenapa para tersangka kriminal mau melakukan aksi kejahatan seperti membunuh dan mencuri tanpa ada rasa iba atau pun kasihan?
Apa yang menyebabkan terjadinya kasus kejahatan khususnya pencurian, kecopetan atau sebagainya?.
sedikit cerita tentang kasus ini, bulan Ramadhan 2015 lalu saya mengalami hal tersebut, pelakunya adalah orang tak pernah saya kenal. Bermodus minta di carikan sebuah alamat rumah sakit, katanya ibunya sedang sakit dan harus segera di tebus, sementara dia adalah pendatang di kota ini, karena iba dan teringat orang tua di rumah ya sudah saya meng iyakan kemauannya, saya pikir bulan suci tak salah menolong orang yang kesulitan. Pertama tama dia meminjam telepon genggam saya untuk menghubungi keluarganya dan meminta saya untuk mencatat alamat yang dia sebutkan, setelah itu kami pergi ke alamat tersebut dan tas ransel yang saya bawa saat itu di tawarkan untuk di letakkan di depan jok motornya. di tengah perjalanan alamat yang saya pegang jatuh karena motor yang di kendarai rem mendadak karena lampu merah, saya turun untuk mengambil kertas itu, saat balik badan motor itu sudah menghilang bak om jin, ransel dan isinya semua raib dengan telepon genggam saya yang masih melekat antara telinga dan helm si tersangka.
kasus berikutnya, kemarin itu saya dan keluarga baru saja pindah rumah, karena jarak rumah lama dan baru hanya berjarak 50 meter setiap hari kami mencicil barang barang karena kebetulan saat itu keluarga saya membuka usaha warung makan. saat kali pertama buka, setiap pagi kami kedatangan tamu yang minum teh manis berseragam TNI, dengan sangat ramah dia langsung mengakrabkan diri dengan orang tua ku, setiap kali pulang dia selalu minta karet gelang katanya untuk kaus kaki yang sedikit longgar, jujur kami tak menaruh rasa curiga apapun, sampai sebulan berlalu saat itu dia izin kebelakang katanya mau ganti baju, karena kondisi saat itu sangat sibuk karena banyak tamu yang datang untuk makan kami pun tak memperhatikan apa yang dia lakukan. sampai saat sore sebelum maghrib kami baru tersadar kalau laptop saya dan abang tak lagi pada tempatnya.
Bicara soal kejahatan, teringat dengan kalimat "kejahatan terjadi bukan karena ada niat dari sang pelaku, tapi karena ada kesempatan" saya sih sebenarnya kurang setuju. Mereka tidak mungkin melakukan kejahatan atau pun mencuri kalau mereka hidup berkecukupan. dari kasus ini mungkin kita berfikir kalau mereka tertangkap melakukan pencurian mereka di hukum kurungan, setelah bebas menganggur lah, tidak ada melakukan apapun, karena tidak banyak perusahaan atau pun usaha rumahan yang mau menerima mantan napi.
apakah kurangnya lapangan pekerjaan, dan syarat khusus untuk mendapatkan pekerjaan menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya hal tersebut?
mungkin saja jawabannya "iya". karena kalau mereka memiliki penghasilan pasti tetap, atau mendapatkan wadah untuk menuangkan kreatifitas mereka sudah pasti tidak ada kegiatan lagi yang mereka lakukan selain menyibukkan diri dengan pekerjaan mereka. contohnya masyarakat yang lingkungan tempat tinggalnya kena gusur pemerintah beberapa waktu yang lalu seperti kampung doli atau kalijodo yang memilih untuk balik ke kampung masing masing, menetap tinggal di rumah susun, dan sebagian ada juga yang mau di ajak untuk membuat industri rumah tangga membuka usaha makanan atau katring seperti yang saya kutip di viva.co.id bahwa Ahok mengizinkan para mantan PSK dan Mucikari untuk kembali asal untuk membuka usaha yang halal dan mereka juga di bantu pendanaan untuk modal usaha mereka, sehingga daereh yang akan di buat daerah hijau tersebut juga akan menjadi lahan usaha mandiri untuk mereka.
nah dari tulisan ini sebenarnya saya bukan hanya mengajak kawan kawan hanya untuk sekedar membaca, tapi juga bertukar fikiran, bagai mana cara mengurangi kriminalitas kejahatan dan sebagainya. di Indonesia ini ada lebih dari 1500 Universitas yang memiliki program SDM. kalau saja setiap tahun dari setiap kampus ada lima mahasiswa yang mau menarik para mantan napi untuk menjadi SDM di industri rumahan sederhana saja, dengan pemasaran sehat dan pembagian yang transparan, maka ada berapa jumlah kasus kejahatan kriminal yang terjadi setiap tahun?!
Mari kita sebagai generasi yang hidup di zaman teknologi seperti ini harus bisa membantu dan mencari solusi untuk keamanan kita bersama. JANGAN LUPA BERSYUKUR.
*NR

0 komentar:
Posting Komentar