Anak adalah salah satu aset bangsa, anak adalah penerus cita-cita negara, dan anak adalah cerminan, harapan masa depan. tapi yang aku rasakan sekarang anak adalah 'KITA', mereka seperti harus mengerti perkembangan masa kini sebelum usia matang nya tiba. banyak dari mereka mengerti persaingan, kejahatan, bahkan cinta yang berlebihan.
Berbicara tentang anak, besok adalah hari anak nasional hari di mana yang menurut saya kita mulai lebih memperhatikan kebutuhan anak, bukan cuma tentang pendidikan yang bagus, makanan yang sehat, tapi juga pakaian yang layak, media yang pantas mereka nikmati, permainan yang melatih kreatifitas dan menjadikan mereka sebagai makhluk sosial, bekerja sama satu sama lain, mengajarkan sopan santun dan toleransi terhadap sesama.Anak bukan lah mesin pencari nafkah.
Berbicara tentang anak, besok adalah hari anak nasional hari di mana yang menurut saya kita mulai lebih memperhatikan kebutuhan anak, bukan cuma tentang pendidikan yang bagus, makanan yang sehat, tapi juga pakaian yang layak, media yang pantas mereka nikmati, permainan yang melatih kreatifitas dan menjadikan mereka sebagai makhluk sosial, bekerja sama satu sama lain, mengajarkan sopan santun dan toleransi terhadap sesama.Anak bukan lah mesin pencari nafkah.
beberapa bulan yang lalu aku berkunjung sebuah desa yang terbilang terpencil di bagian barat kab.Deli Serdang, aku menyapa mereka sahabat biru telaga tujuh, di desa mereka yang terdiri dari tujuh dusun sekitar 2000KK, banyak yang unik dari cerita sahabat biru telaga tujuh ku ini, di desa mereka hanya ada dua sekolah atau yang mereka sebut madrasah pendidikan sederajat SD-SMP. mereka bercerita kalau di desa mereka ada satu dusun yang belum tersentuh listrik, jadi setiap hari anak yang tinggal di dusun itu harus tetap berada di sekolah untuk menyelesaikan pekerjaan rumahnya, karena sore setelah itu mereka harus membantu orang tuanya membajak tanah di ladang orang, ada yang harus membantu orang tuanya menambak ikan dan hasil laut, dan juga mencari bibit, bila tugas membantu orang tua selesai sebelum jam tiga sore, mereka berkumpul di sungai desa tepatnya di dusun 6, apa lagi kalau sungai sudah banjir mereka akan adakan balap air dengan ban pelampung yang mereka punya. Saat mendengarkan cerita mereka aku sangat bersyukur karena aku masih lebih layak menikmati masa kanak kanak ku dulu, aku masih bisa menikmati bermain luas di sawah orang, memetik buah manis langsung dari pohonnya, bermain sepeda di lapang luas, tidak harus bekerja banting tulang ikut bantu orang tua, bahkan untuk belajar pun bisa kulakukan kapan saja, karena listrik tak akan pernah padam. Sahabat biru ku juga bercerita mereka harus berjalan kaki dari pagi buta setelah subuh dari rumah ke sekolah, kaki mungil mereka akan menjadi saksi kesungguhan mereka untuk giat niat belajar. Tapi di balik cerita perjuangan mereka untuk belajar, hal yang membuat ku terkejut adalah mereka tidak mengetahui satu pun lagu anak seusia mereka, miris yang ku rasakan saat itu di usia mereka yang masih sangat kecil, apa ini yang di sebut ketinggalan zaman?
apa mereka yang di sebut korban kecanggihan zaman? merekalah harapan ke depan bangsa ini, mereka sangat bercita cita besar untuk masa dewasa mereka nanti. Sebenarnya aku kurang setuju kalau mereka tidak mendapatkan apa yang aku rasakan saat aku seusia mereka.
sayangi lah anak di sekitar mu, jangan perdulikan senakal apa mereka, se kotor apa mereka, karena anak seperti tanah liat yang masih harus di tata dan di bentuk, karena anak adalah kertas putih yang harus sering di beri penjelasan, nasihat dan tutur yang baik dan benar pula.
karena anak adalah cerminan yang harus lebih baik dari kita, dan karena anak adalah AMANAH.
Selamat hari anak nasional 23 juli 2016
*NR


0 komentar:
Posting Komentar