Jumat, 25 November 2016

Media Relasi Humas Pada Kalangan Pejabat, Politisi, Pengusaha, Selebritas, dan Praktisi PR

STRATEGI MEDIA RELATION
Abstrak
Dalam berbagai hal, strategi komunikasi kehumasan berbeda dengan pemasaran atau iklan. Bila pemasaran atau iklan berfokus pada penjualan produk, maka humas melakukan stategi komunikasi untuk meraih citra positif melalui dukungan yang maksimaldari seluruh komponen stakeholders. Humas harus menjaga agar semua stakeholders  ikut berperan dan memeberikan dukungan yang maksimal kepada organisasi. Menjalin hubungan dan citra positif merupakan orientasi utama komunikasi kehumasan.





















BAB I
PENDAHULUAN
Di era sekarang hampi rsemua pihak memepunyai kepentingan dengan arus informasi di media massa. Hampir semua pihak membutuhkan publikasi media. Pejabat, politisi, pebisnis, selebritas, aktivis bahkan akademisi sama-sama membutuhkan publisitas  dan menjadika ruang media sebagai aluran komunikasi yang utama. Hal ini di karenakan semakin klama peranan pers semakin menentukan bagi persolan-persoalan publik di berbagai bidang. Todak ada dinamika sosial politik yang luput dari perhatian pers, dan tidak ada masalah yang tidak dibicarakan melalui ruang publik media. Semakin hari semakin terbukti, wacan ayang di bangun media sangat efektif untuk memepengaruhi kebijakan-kebijakan pemerintah,keputusan politik DPR, ketegasan penegak hukum, kecendrungan pasar, serta arah opini masyarakat.
Persoalannya, setiap hari media menghadapi banyak informasi, isu, kasus, dan permasalahan publik. Tidak hanya satu-dua pihak saja yang ingin di beritakan media saban hari, tetapi belasan, bahkan puluhan pihak. Secara agak hiperbolis Bill Kovach pernah menyatakan, permasalahn media massa hari ini bukan lagi kekurangan informasi atau data, tetapi justru informasi dan data yang terlalu melimpah. Diera media sosial sekarang ini, kesulitan media bukan lagi mencari informasi, tetapi menyaring informasi yang hendak di beritakan kepada khalayak. Maka jika ada pajabat publik atau politisi  ingin di beritakan media, yang pertaa-tama harus di sdarai bahwa mereka bukan satu satunya subjek atau sunber berita yang di hadapi media media hari itu. Jika suatu peristiwa, katkanlah konferensi pers, tidak di beritaka media, masalahnya sangat mungkin karena konferensi pers itu bujan satu-satunya peristiwa publik yang terjadi hari itu . Dalam pandangan redaksi, ada peristiwa lain yang lebih penting, menarik atau bernilai untuk di beritakan.
Sumber berita dalam pemahaman menulis adalah pihak-pihak yang di wawancarai oleh media dan kemudian di kuip dalam pemberitaan. Sementara subjek berita adalah orang-orang yang di beritakan. Sering kali subjek berita sekaligus merupakan sumber berita karena orang-orang yang di beritakan juga di wawancrai dan di kutip dalam berita yang sama. Namun bisa juga subjek berita bukan sumber berita karena media memeberitakan suatu media karena mewawancarai dan mengutip pihak lain.




BAB II
TEORI PEMBAHASAN
Ketika media memberitaka dugaan keterlibatan Anas Urbaningrum dalam kasus Hambalang dengan mengutip sumber berita tunggal, yakni juru bicara KPK. Dalam kasus seperti ini, Anas Urbaningrum adalah subjek berita yang bukan sumber berita, sebaliknya juru bicara KPK adalah  sumber berita yang bukan subjek berita. Jika misalnya dalam berita itu media juga mengutip penyataan Anas di samping mengutip pernyataan juru bicara KPK, maka ada dua sumber berita dalam berita itu: Anas dan juru bicara KPK. Anas berposisis sebagai subjek berita maupun sumber berita.
Media massa satu bersaing dengan media massa lainuntuk meraih perhatian publik. Di sisi lain, sumber berita atau subjek berita juga bersaing dengan sumber berita atau subjek berita lain guna meraih perhatian media. Suatu peristiwa bersaing pula dengan peristiwa lain untuk mendapatkan pemberitaan media. Dalam konteks ini, muncul kebutuhan akan kreativitas atau strategi untuk memperoleh perhatian media. Memang, tanpa strategi atau kreativitas pun, seorang pejabat publik atau sebuah peristiwa kadang mendapatkan pemberitaan media, bahkan menjadi headline. Namun ini terjadi karena momentumyang pas atau karena faktor keberuntungan. Misalnya pada hari itu pers memang sedang sepi berita, tidak ada peristiwa-peristiwa publik yang penting, sehingga peristiwa yang biasa-biasa pun di beritakan media, seorang sumber berita yang tidak melakukan hal-hal istimewa pun di wawancarai media. Persoalannya, keberuntungan dan momentum hampir pasti tidak terjadi setiap hari. Perbincanagan tentang strategi untuk memperoleh pemberitaan media tak mungkin dapat di lepas dari pemahaman tentang segi-segi kehidupan pers dan mekanisme kerja redaksi media. Pada titik ini kita perlu tau terlebih dahulu membahas satu fakta.
Pada intinya, pemberitaan media akan lebih mudah didapatkan jika kita memahami beban kerja dan kesulitan-kesulitan redaksi, lalu kita mencoba merumuskan kiat-kiat untuk membantu meringankan beban dan kesulitan itu. Sumber dan subjek berita harus berempati kepada problem-problem yang di hadapi redaksi, sjauh ini tidak melanggar prinsip-prinsip profesionalisme media.





BAB III
KESIMPULAN
Media massa adalah satu satu nya yang sangat di butuhkan saat ini untuk menunjang nilai popularitas atau pun naiknya sebuah nama, baik itu dalam organisasi seperti komunitas dan perusahaan, politisi, hingga akademi. 
Sedangkan untuk menunjang sebuah nama, khususnya instansi peran ini sangat di pegang penuh oleh devisi Humas tentu karena tugas humas sendiri untuk menjaga nama baik atau pun citra dari sebuah perusahaan agar dapat di terima di lingkungan publik atau yang lebih di kenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR). Wartawan menjalankan kepentingan publik melalui organisasi media tempat ia bekerja dan humas mendukung kepentingan publik melalui organisasi atau perusahaan tempat mereka bekerja.
Untuk berprofesi di bidang Relation mau pun media hal utama yang di butuhkan adalah kreativitas. Kreatif dalam mengemas isu, berita peristiwa, seminar, konferensi pers dll. guna untuk menaikkan citra dan juga berita yang efektif dan menarik. Hal ini berlaku juga untuk pengambilan gambar dengan latar belakang dan hasil gambar yang dapat menceritakan hal yang terjadi di tempat kejadian. Memiliki jaringan kontak dengan komunitas pers juga menjadi hal yg penting untuk menyebarkan pesan yg pernyataan publik, press release, undangn konferensi pers, diskusi, atau seminar. tujuannya untuk menghemat waktu dan tenaga kalau - kalau akan di adakan agenda sehingga tidak perlu lagi untuk menginformasikan melalui surat di jauh jauh hari.
Bahkan jika sudah terhubung secara virtual, bisa jadi seorang praktisi atau humas tidak perlu selalu menyelenggarakn konferensi pers karena wartawan tidak akan segan meminta pendapat sumber berita yg sudah di kenal jika ada peristiwa yg relevan, bahkn sering juga interaksi seperti itu di kirim melalui aplikasi chating, dan apabila mempunyai masalah dengan media pers ataupun wartawan, masalah dapat segera di selesaikn jika sumber atau subjek berita mempunyai jaringn di komunikasi selain itu verifikasi berita dan hak jawab lebih mudah di upayakan, KEJ dpt segera di cegah jika sumber atau subjek berita dapat menjaga hubungan baik. konsekuensinya, jaringn ke komunitas pers harus tetap selalu di update dan di perluas setiap hari.
untuk memperoleh pemberitaan yang baik pula seorang wartawan harus dapat menyikapi waktu sebaik mungkin karena dalam sehari sering mendapatkan tugas untuk menulis lebih dari dua berita yang menjadikan seorang wartawan harus menghadiri banyak kegiatan seperti seminar konferensi pers, dan diskusi publik. hal yang harus di perhatikan di sini adalah narasumber yang komunikatif, mengemas berita menjadi informasi yang singkat dan padat serta dapat di terima masyarakat. 
dalam menulis sebuah berita tidak harus menggunakan bahasa ilmiah ataupun teoritis karena itu dapat mempersulit pesan yang di sampaikan untuk di serap masyarakat maupun penulis berita itu sendiri, kebanyakan para pengamat ataupun akademisi berpikir untuk menghadapi wartawan harus menggunakan bahasa ilmiah dan berbobot padahal itu tidak terlalu penting.
Wartawan adalah sekelompok orang yang hampir bekerja sepanjang waktu, apalagi pada hari sabtu-minggu mereka juga harus memburu berita dari narasumber yang di anggap memang sangat penting untuk isi berita mereka. Sebagai "narasumber idola" wartawan, anda jangan terlalu mengkhawatir kan apa bila privasi anda terganggu, karena sebagai narasumber pun anda memang benar benar mempunyai privasi tersendiri, meskipun wartawan sering menyinggung pertanyaan hal itu anda juga berhak untuk menyampaikan hal yang memang menurut anda sangat private untuk anda sendiri.
Menjadi humas dan wartawan yang sama sama membutuhkan bantuan media juga harus melek tekhnologi agar membatu menyebar dan menerima berita lebih mudah, jadi bukan hanya software nya saja melainkan hardware nya pun juga demikian untuk menunjang nilai profesionalitas dan loyalitas kita mengikuti perkembangan kecanggihan tekhnologi, hal yang harus di perhatikan adalah media sosial di jadikan juga untuk menghakimi pihak pihak tertentu.




0 komentar:

Posting Komentar