Penentuan
Hilal Secara Islam
Nur
Fadhillah
NPM : 14014001
Fak.Ilmu
komunikasi
Bulan
Ramadhan adalah saat yang di nantikan oleh seluruh umat Islam di seluruh
penjuru dunia. Tahun ini bulan suci tersebut di prediksikan jatuh pada tanggal
6 Juni 2016 (Masehi), meskipun belum ada kepastian dari MUI tentang jatuhnya
bulan suci tersebut dikarenakan belum adanya penentuan hilal atau penampakan
awal bulan datangnya Ramadhan. Meskipun begitu, penentuan hilal tahun ini akan
tetap menjadi kontrofersi seperti di tahun sebelumnya saat berlangsungnya
sidang Isbat, sidang ini biasanya di hadiri oleh tokoh agama islam seperti dari
Muhammadiyah dan NU (Nahdatul Ulama) dan juga Departemen Agama (DEPAG RI).
Adanya perbedaan pandangan antara Muhammadiyah dan NU tentang penentuan hilal
karenakan bedanya metode untuk melihat awal Ramadhan hingga Idul Fitri.
Muhammadiyah sendiri memiliki dua metode untuk
menentukan jatuhnya awal bulan Ramadhan, yaitu dengan metode Hisab Hakiki Wujudul Hilal (perhitungan
matematis berdasar posisi geometris benda langit) dan metode Rukyatul Hilal ( pengamatan visibilitas
hilal secara langsung dengan kasat mata) metode ini di pakai oleh kaum
Nahdhiyin begitu pula pemerintahan Saudi selama bertahun tahun. Sedangkan NU
menggunakan metode ilmiah dengan menggunakan teleskop untuk melihat bulan,
metode ini sangat membantu karena hasilnya dapat lebih di pastikan dan
penampakan bulan juga dapat di lihat langsung dengan jelas, meskipun begitu
penampakan bulan juga bisa terganggu karena perubahan cuaca yang tidak dapat di
prediksi secara pasti.
Muhammadiyah menggunakan metode tersebut
karena memang sudah di terapkan dari masa nabi Muhammad SAW untuk menentukan
jatuhnya bulan Ramadhan, selain itu arti dari nama Muhammadiyah sendiri adalah
mengikuti ajaran-ajaran nabi Muhammad SAW. Muhammadiayah adalah sebuah
organisasi keagamaan sebagai gerakan islam, dakwah, dan tajdid, seperti yang di jelaskan Ahmad Fikri "yayasan
perguruan Muhammadiyah mulai dari pendidikan dasar hingga akademik lebih
menerapkan ilmu agama yang di terapkan nabi Muhammad, baru setelah itu ilmu
duniawi" jelas beliau selaku tenaga pengajar di yayasan tersebut. Dengan
tidak mengurangi norma dan ajaran ajaran agama islam, yang menjadikan
Muhammadiyah memiliki alasan sendiri tentang metode penentuan hilal untuk
menentukan Ramadhan.
Sedangkan
NU mertupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia dan bergerak di bidang
pendidikan, sosial dan ekonomi, organisasi ini di nilai sebagai organisasi
kebangkitan ulama atau kebangkitan cendekiawan islam. NU didirikan untuk
mengajak masyarakat Indonesia agar dapat terlepas dari penjajahan Belanda pada
masa kolonial dulu, dengan memberikan pembekalan ilmu sosial dan agama NU
berhasil menciptakan banyak pemuka agama seperti yang kita lihat banyak saat
ini.
Selain
itu, banyak juga pandangan dan argumen masyarakat tentang penentuan hilal
antara metode Muhammadiyah, NU dan organisasi agama lainnya dengan tanggal
prediksi yang sudah terlampir di kalender Masehi. Sebagai salah satu aktifis
remaja mesjid, Muhammad Teguh juga menjelaskan setiap organisasi keagamaan
punya rujukan masing-masing untuk penentuan hilal, "NU dan Muhammadiyah punya rujukan
masing-masing untuk penentuan hilal, bahkan organisasi lainpun punya cara
sendiri untuk menentuksn hilal. Seperti Naqsabandiah, kalau yang sudah tertera
di kalender itu mungkin hanya mencocokan dari Ramadhan tahun sebelumnya.
Penentuan hilal lewat sidang Isbat mungkin hanya sebagai sarana pemersatu
umat". Mengenai hal ini,setiap keputusan dan pendapat yang berbeda juga
harus di hargai, "kalau mau mengikuti keputusan berdasarkan keyakinan
silahkan, kalau tidak perbedaan pendapat mereka juga harus di hargai"
jelas Teguh singkat.
Sedangkan menurut Faisal Fahd Nst penentuan
hilal ini merupakan perhitungan secara Ilmu Falaq
atau Ilmu Astronomi, "Kalau Muhammadiyah, menggunakan metode Hisab (metode
perhitungan), sedangkan pemerintah dan NU menggunakan metode Imkanur Rukyat yang artinya penentuan
awal bulan di lihat dari adanya bulan, dan kriterianya bulan itu harus muncul
dua drajat". Sedangkan mengenai tanggal yang sudah di prediksi belum tentu
menjadi tanggal 1 Ramadhan jelas Faisal "tanggal yang sudah di prediksi di
kalender itu menggunakan metode Hisab
seperti tahun sebelumnya, misalnya tanggal 6 Juni tidak terlihat kriteria bulan
dua derajat, bisa jadi kemungkinan Ramadhan awal jatuh tanggal 7 Juni"
jelas alumni UINSU ini.
Hilal adalah penampakan awal dan akhir bulan
setelah 30 hari, penampakan hilal biasanya di peruntukkan untuk menentukkan
awal dan akhirnya bulan Ramadhan, meskipun banyak pandangan, pendapat dan
metode tentang penentuan hilal, tujuannya
utamanya tetap lah sama yaitu untuk mengerjakan ibadah wajib yang
terjadi hanya setahun sekali selama satu bulan penuh, yaitu puasa Ramadhan.
Pada akhirnya awal bulan suci akan tetap jatuh
tanggal 1 Ramadhan pada tahun Hijriah meskipun setiap tahun Masehinya hanya
selisih bebera hari.
3 Juni 2016
*penulis adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTARA

0 komentar:
Posting Komentar