"Aku kagum dengan para Mualaf yang lebih giat belajar Islam"
Nur Afiah sahabat hingga JANNAH
Setiap kali kita akan mengambil sebuah keputusan adalah
memikirkan dampak baik dan buruk apa yang akan kita dapat nanti, ntah itu dari keluarga, teman, dan orang
orang terdekat lainnya.
Kali ini aku akan membagikan sebuah pengalaman pribadi dari
salah seorang teman terdekat aku saat di bangku SMA. Saat ingin mengangkat
cerita ini sebenarnya aku agak sedikit ragu, tapi karena sudah merasa siap
dengan respon seperti apa yang akan datang. nah yok kita pantengin (hehe.. yok di bantu yaa di bantu)
Bismillah...
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh...
Di cerita kali ini aku mau bahas tentang mualaf. Setelah
mencoba mencari sumber yang terpercaya, akhirnya aku ketemu sama teman sekolah
ku dulu, Apkhir Riani Mendrofa namanya, atau yang sering akrab kami panggil anie.
Dia adalah gadis berdarah nias asli, aku mengenal anie tahun
2010 lalu saat pendaftaran sekolah, anaknya ramah, dan mudah beradaptasi.
Badannya kurus kulitnya putih seperti keturunan berdarah nias pada umumnya,
rambutnya panjang kepang dua.
Anie anak bungsu dari tujuh bersaudara, terlahir dari
keluarga yang sangat taat beragama ayahnya seorang pendeta di salah satu gereja
terbesar di daerahnya, memiliki dua saudara laki laki salah satunya adalah guru
sekolah minggu yang mengajarkan tentang agama kepada anak anak tentang ilmu
agama, alkitab, dan lainnya dan yang satunya lagi bersekolah di STT atau
sekolah pendeta. "kami keluarga yang bisa di bilang sangat rajin beribadah
ke gereja karena takut tuhan, kecuali ibu yang hanya setahun sekali ke gereja
karena ibu pernah bilang kalau gereja adalah sebuah tempat, yang penting kita
ber doa selalu", jelas anie pada ku.
Sejak kecil ayah Anie meninggal dunia, dan di tahun 2003 Anie
dan saudaranya juga harus kehilangan ibu nya meninggal dunia, setelah saat itu
anie dan saudara saudara kandungnya seperti memiliki kehidupan masing masing.
Di tahun 2007 kakak kandungnya yang paling tua menikah dengan dengan pria
beragama islam keturunan Aceh, dan semenjak itu sang kakak tidak di terima di
keluarganya, pada saat itu keluarga besar Anie sangat fanatik dengan islam.
Hingga padal bulan Jili 2007 anie dan kedua saudarnya yang lain memutuskan
untuk pergi dan bersekolah di Medan. Di Medan Anie tinggal di sebuah yayasan bernama "Yayasan Kinder Freude"
yang artinya yayasan anak gembira. Awalnya yayasan ini untuk anak korban
Tsunami Aceh akan tetapi donatur dari Jerman tempat ini jadi umum dan untuk
pertama kalinya Anie memiliki teman beragama islam, Yolanda Mutiara namanya
atau yang akrab di panggil lala, gadis
berdarah Aceh yang "kental".
"Darah lebih
kental dari pada air” kata anie. Terlahir dari keluarga yang keras kepala menentang islam. Anie sering berdebat dengan temannya perkara
tentang agama karena saat itu anie sudah bisa menjabar kan kandungan isi dari
alkitab. Tahun 2010 Anie dan aku bertemu di sekolah kejuruan dan mendaftar di
jurusan yang sama, di sini lah awal Anie mengenal nilai islam karena memang
siswanya alhamdulillah bermayoritas muslim, itu pun kami masih sering berdebat
tentang agama. Lucu sebenarnya kalau di ingat lagi, saat awal Anie penasaran
dengan isi buku tafsir Qur'an di perpustakaan, dan sejak itulah perlahan
perdebatan tentang agama di kelas mulai kami tinggal kan dengan saling
menghargai perbedaan keyakinan satu sama lain, saat acara natal di sekolah kami
mengingatkan Anie agar tetap ikut serta pun begitu sebaliknya. Di kelas aku,
Anie punya "gank" yang
jumlah nya enam orang, di sini Anie yang termasuk paling kecil. bukan karena
usianya yang paling muda tapi karena aura anak bungsunya yang paling terasa *haha*.
Perlahan Anie mulai tertarik dan menanggalkan nilai kebencian
fanatik nya pada islam. Berawal dari rasa penasaran, penasaran rasanya
menggunakan baju yang serba tertutup dan menggunakan jilbab, bersilaturrahmi,
berbaur dan menerima dalam bermusyawarah. "Islam itu indah" jawaban
yang selalu Anie lontarkan bila di tanya tentang islam, dia juga tidak pernah
bisa menjabarkan keindahan islam yang dia lihat dan rasakan sekarang.
(disini aku kehabisan juga untuk
menjabarkan kenikmatan, keindahan islam yang Allah beri, segala puji bagi mu
Allah)
Perasaan cinta Anie terhadap islam saat ia sering belajar
alkitab dan membandingkannya dengan Qur'an hingga perasaan Anie ingin memeluk
agama islam muncul di kelas 2 SMK akan tetapi perasaan itu coba dia simpan
karena ketergantungan hidup masih di tanggung oleh saudara laki laki nya, pada
intinya Anie ingin menjadi seorang muslim karena hati nya terpanggil ingin
memeluk islam.
Anie sah memluk agama islam sejak tanggal 18 Agustus 2014.
Namun ini bukan hal yang mudah untuk Anie setelahnya teringat pada 2013 yang
lalu kakak nya menikah dan masuk islam lalu menjadi sasaran kebencian abang
tertuanya, dimana sang kakak harus pergi dari rumah bersama suaminya sementara
waktu. Di tahun yang sama Anie pun memutuskan untuk pergi dari rumah dan
akhirnya memeluk agama islam, Untuk pertama kali Anie menjalankan ibadah puasa
seperti muslim pada umumnya, dan satu hal yang pasti Anie memutuskan masuk islam
karena Allah dan keinginannya sendiri.
Meski merasa tak sempurna, Anie mau belajar sekarang dia bisa
sholat beserta dengan bacaanya, berpuasa sebagaimana seorang muslim sejati,
bahkan Anie sekarang mulai belajar membaca Al-Qur'an. Untuk Anie memeluk dan
mempelajari agama islam mempunyai kesenangan dan kebahagiaan tersendiri ia
merasa lebih baik dan tenang, dimana dalam keadaan apapun akan ada yang
menenangkan seperti saat marah menguasai kita hany beristighfar agar tenang,
saat sedang mengenakan hijab jadi lebih bisa menjaga icapan dan kelakuan. Walau
pun sampai sekarang tanggapan negatif masih Anie terima dari keluarganya yang
mengatakan ia menjual agamanya yang Tuhannya karena seorang laki laki, ada juga
yang mengatakan kalau dia sudah menikah dan banyak lagi ucapan negatif yang
harus dia terima. Awalnya keluarga Anie sangat marah terutama saudara laki laki
nya yang menurut Anie adalah manusia paling fanatik akan kebenciannya pada
islam dia rela membayar orang lain hanya untuk mencari Anie dan memutuskan
semua hubungan dengan Anie dan kakak nya.
Anie selalu berfikir, jika kedua kakak kandungnya saja
bahagia dengan pilihannya dan mereka tetap hidup bahagia tanpa keluarga kenapa
aku (Anie) tidak. Meskipun sekarang melihat pemberitaan tentang islam
membuatnya ikut sedih karena setiap pihak terlihat saling menjatuhkan. Tapi
karena kecintaan Anie pada islam ia tidak mau hanya karena sebuah ucapan yang
beralasan bela islam akan membuat agama yang oa peluk saat ini hancur dan
menjadi jelek di mata orang. "Aku pernah memeluk memeluk agama kristen,
dan buat ku ya agamaku, dan agamu ya agamamu.Kita bisa jalani agama kita sebaik
yang kita bisa" tegas Anie.
Anie memiliki pesan untuk para mualaf seperti dia agar bisa
saling belajar tentang keindahan islam dan menghindari orang orang yang punya
sifat fanatik kebencian pada islam, mencegah perdebatan tentang agama islam
dengan lainnya, yang kita harus lakukan membuktikan bukti nyata kindahan agama
islam. Dan tanggapan negatif tentang menjadi seorang mualaf tidak perlu di beri
tanggapan karena mereka tidak tahu apapun keinginan kita (mualaf).
"saat hati
berbicara maka ingat lah Allah tidak pernah bbm kamu untuk hal yang baik tapi
Allah titipkan di hati kamu. membuatmu menegrti bahwa hati mu milik Allah. Dia
tahu mana yang terbaik"
Akhir perbincangan Anie menceritakan juga tentang proses dia
menggunakan jilbab meskipun belum Istiqomah katanya. Sekarang Anie bekerja di
salah satu perusahaan swasta, alhamdulillah selama bekerja Anie mengenakan
hijabnya dengan baik dan sebaliknya bila ia di luar jam kerja. Meskipun banyak
yang bilang percuma dan sia sia dengan proses hijab nya Anie tetap semangat
menjalankan kewajiban nya dan belajar menjadi sorang muslimah yang Sholeha.
Mengulas tentang pribadi teman ku di atas, teringat sebuah
hadist :
"setiap anak dilahirkan dalam kedaan fitrah, kecuali
orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani Atau Majusi." (HR.Bukhari
1296).
Dan di Al-baqarah ayat 256 juga sudah di jelaskan bahwa tidak
ada paksaan dalam menganut agama islam.
Jadi, jika kita punya teman seorang mualaf, silahkan ajak dan
belajar agama bersama agar menjadi sahabat dunia hingga Jannah kelak. Aamiin.


MashaAllah ... moga istiqomah ya dek anie.. 😄
BalasHapusaamiin allahumma aamiin
HapusMashaAllah ... moga istiqomah ya dek anie.. 😄
BalasHapus